Images

ESAI PRIBADI

Catatan Refleksi: 
Memahami Diri Melalui Kenangan dan Pengalaman

Oleh: Mufti Alifia Maryamah

    Hai! Perkenalkan nama saya Mufti Alifia Maryamah, biasa dipanggil Alifia. Tidak tahu mengapa orang tua saya memberikan nama itu tetapi saya yakin pasti ada makna atau harapan dibalik nama itu. Mereka bilang nama saya memiliki arti "Gadis yang lemah lembut" mereka berharap saya bisa menjadi seorang yang baik hati, ramah dan selalu membawa kebahagiaan bagi keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

    Saya lahir di Bogor pada tanggal 1 Februari 2005. Saya merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara, saya memiliki 2 orang kakak yang berbeda usia sekitar 5 tahun dengan kakak yang pertama, sedangkan kakak kedua merupakan saudara kembar saya yang sekarang berusia 19 tahun. Lalu ayah saya merupakan seorang Wirausaha, ibu saya merupakan seorang ibu rumah tangga dan seorang pedagang warung sembako.

    Alamat rumah saya sekarang di Jalan Mbah Dalem Mangkunagara RT.03 RW.07 Desa Cileungsi Kidul Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Kawasan rumah saya bisa terbilang lumayan ramai karena terletak di pinggir jalan dimana banyak kendaraan yang berlalu-lalang.

    Sejak kecil orang tua saya selalu mengajarkan nilai penting untuk selalu memberi kepada orang yang membutuhkan. Ini tidak hanya tentang memberikan uang atau barang, tetapi juga tentang memberikan waktu, perhatian, dan dukungan kepada orang yang membutuhkan, dan mereka juga selalu mencontohkan langsung di hadapan kami, anak-anak mereka.

    Saya mulai mengenyam pendidikan ketika berusia 6 tahun, ketika itu saya masuk Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA). Tidak seperti anak-anak pada umumnya saya tidak bersekolah di Taman Kanak-Kanak (TK). Pada umur 7 tahun saya melanjutkan ke Sekolah Dasar (SD). Saya melanjutkan ke Sekolah Dasar yang tidak jauh dari rumah saya yaitu MI Al-Mubarokah. Ketika itu saya masih terus mencari hal-hal baru yang belum pernah saya temui sebelumnya, dan di sana saya selalu meraih peringkat 2 besar di kelas. Ketika kelas 5 saya diberikan kesempatan untuk mengikuti lomba calistung sebagai perwakilan dari sekolah saya, dan alhamdulillah saya mendapatkan juara 3 lomba calistung.

   Setelah saya lulus SD saya mendaftar ke SMP Al-Hadiid. Di jenjang ini saya mulai mengenal kepribadian saya. Ketika itu saya selalu merasa lebih nyaman dalam kesendirian daripada di tengah keramaian. Ternyata saya adalah seorang introvert. Menjadi seorang introvert bukanlah hal yang mudah. Saya sering merasa sulit untuk bersosialisasi atau berbaur dengan orang lain. Tapi dari pengalaman ini, saya belajar untuk menerima dan menghargai diri saya apa adanya. Saya menyadari bahwa menjadi seorang introvert bukanlah suatu kelemahan, tetapi suatu kekuatan untuk berpikir lebih dalam dan memahami diri sendiri dengan lebih baik. Momen SMP merupakan salah satu kejadian yang tidak akan terlupakan bagi saya karena di sana banyak cerita yang bisa diceritakan saat dewasa nanti.

    Setelah lulus SMP saya melanjutkan pendidikan ke SMA Al-Hadiid yang masih satu yayasan dengan SMP saya dulu. Di SMA saya mengambil jurusan MIPA. Ketika SMA saya mengalami penurunan peringkat, yang tadinya selalu peringkat 2 besar turun menjadi 5 besar. Tetapi dari situ saya tidak putus asa, saya terus memperbaiki cara belajar saya. 

   Di jenjang SMA ini saya mulai aktif mengikuti ekskul bahasa arab, salah satu ekskul yang saya minati. Selain aktif mengikuti ekskul, saya juga mengikuti organisasi yang dikenal dengan sebutan IPH (Ikatan Pelajar Al-Hadiid). Itu merupakan suatu pengalaman berorganisasi yang paling berkesan menurut saya. Di organisasi tersebut saya dipercaya untuk menjadi ketua divisi kebersihan dan kesehatan.

   Sebagai bagian dari organisasi tersebut, saya pernah terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari mengatur acara-acara, mengadakan seminar dan melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya. Pengalaman berorganisasi ini membantu saya untuk mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri saya, belajar bagaimana bekerja sama dengan orang lain, menghargai perbedaan pendapat dari setiap anggota  dan telah membantu saya menjadi seorang yang lebih baik lagi dalam berinteraksi dengan orang lain. Saya percaya bahwa keterampilan dan pengalaman yang pernah saya peroleh dari berorganisasi ini akan membantu saya dalam mencapai tujuan-tujuan saya di masa depan.

    Setelah naik kelas 12 saya sudah tidak ikut organisasi dan ekskul. Di semester 2 saya sudah mulai fokus untuk mempersiapkan tes masuk perguruan tinggi. Dan alhamdulillah berkat kerja keras saya selama 5 semester, saya masuk daftar siswa eligible yang berhak mengikuti SNBP. Semoga apa yang saya cita-citakan dan saya rencanakan bisa terwujud dengan baik.

    Saya percaya bahwa kita semua memiliki kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Dari pengalaman-pengalaman yang telah saya alami dari SD sampai SMA, saya menyadari bahwa setiap tantangan, setiap kegagalan dan setiap pencapaian adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. 

    Sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua untuk terus menjalani hari-hari dengan penuh semangat, menghadapi setiap tantangan dengan keberanian dan merayakan setiap pencapaian dengan rasa syukur. Mari kita raih masa depan dengan keyakinan bahwa kita semua memiliki potensi untuk mencapai apa pun yang kita impikan.


Images

3 KIAT MENJADI WANITA SHOLEHAH

3 KIAT MENJADI WANITA SHOLEHAH 


2. Mengganti shaum ramadhan langsung setelah bulan ramadhan 

Setelah bulan ramadhan berakhir, sebagai muslimah, kita mungkin memiliki utang puasa yang perlu diganti. Untuk mengatasi ini, mari kita terapkan kiat kedua dengan tekun dan ikhlas
Sebagai muslimah, sangat penting untuk mengganti utang puasa setelah bulan ramadhan.

Allah Ta'ala berfirman,

وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ

“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 185)

1. Beberapa aturan qadha’ puasa

Jika ada yang luput dari berpuasa selama sebulan penuh, ia harus mengqadha’ sebulan.
Boleh puasa pada musim panas diqadha’ pada musim dingin, atau sebaliknya.
Qadha’ puasa Ramadhan boleh ditunda.
Jumhur ulama menyatakan bahwa menunaikan qadha’ puasa ini dibatasi tidak sampai Ramadhan berikutnya (kecuali jika ada uzur). Aisyah mencontohkan bahwa terakhir ia mengqadha puasa adalah di bulan Syakban.
Apabila ada yang melakukan qadha’ Ramadhan melampaui Ramadhan berikutnya tanpa ada uzur, ia berdosa.
Dari Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Aisyah radhiyallahu ‘anhamengatakan,

كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ

“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Syakban.” (HR. Bukhari, no. 1950 dan Muslim, no. 1146).

Dalam riwayat Muslim disebutkan,

كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَهُ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ الشُّغُلُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَوْ بِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Syakban karena kesibukan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Yang harus dilakukan ketika menunda qadha’ Ramadhan melampaui Ramadhan berikutnya adalah (1) mengqadha’ dan 
(2) menunaikan fidyah (memberi makan kepada orang miskin untuk setiap hari puasa). Hal ini berdasarkan pendapat dari Ibnu ‘Abbas, Ibnu ‘Umar, dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum. 
Fidyah ini dilakukan karena sebab menunda. Adapun fidyah untuk wanita hamil dan menyusui (di samping menunaikan qadha’) disebabkan karena kemuliaan waktu puasa (di bulan Ramadhan). Adapun fidyah untuk yang sudah berusia lanjut karena memang tidak bisa berpuasa lagi.
Yang menunda qadha’ puasa sampai melampaui Ramadhan berikut bisa membayarkan fidyah terlebih dahulu kemudian mengqadha’ puasa.


3. Menutup aurat dengan rumahnya dan hp nya
Sebagai muslimah, menjaga aurat adalah bagian penting dari tata cara berpakaian sesuai ajaran Islam. Ini adalah kiat ketiga yang dapat membantu dalam menjaga aurat, baik di dalam rumah , maupun melalui penggunaan handphone (HP).
Surat Al Ahzab ayat 59 berisi perintah menutup aurat bagi perempuan. Tak cuma Al Ahzab ayat 59, tiap ayat dalam Al Quran sebetulnya berisi perintah dan petunjuk bagi tiap muslim untuk menjalani hidup.
Berikut bacaan arab, latin, dan terjemahan QS Al Ahzab ayat 59,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Isi kandungan dari ayat ini menurut tafsir Kementerian Agama (Kemenag) adalah Allah SWT memerintahkan seluruh kaum wanita, termasuk mulai dari para istri Nabi hingga anak perempuan Nabi, untuk mengenakan pakaian yang sopan dengan jilbab yang menutupi tubuh. Terutama saat keluar dari rumah.

Jilbab yang dimaksud dalam surat Al Ahzab ayat 59 menurut tafsir dari Ibnu Katsir yang diamini pula oleh para ahli tafsir Ibnu Mas'ud, Ubaidah, Qatadah, Al-Hasan Al-Basri, Ibrahim An-Nakha'i, dan Ata Al-Khurrasani berupa kain penutup yang dipakai di atas kepala.

Perintah ini ditujukan untuk melindungi kaum wanita dari gangguan orang-orang yang menyalahgunakan kesempatan. Sebagaimana pada zaman Nabi, berjilbab dapat membedakan para wanita merdeka saat itu dengan para budak.

Hal ini ditegaskan Ulama Quraish Shihab yang menyatakan sebelum turunnya ayat tersebut, cara berpakaian wanita merdeka dan budak hampir dikatakan sama. Dengan perbedaan cara berpakaian, kehidupan para wanita diharapkan lebih baik dan terhormat.

Sesuai kandungan surat Al Ahzab ayat 59, Allah SWT memerintahkan kaum wanita untuk menutup aurat dengan jilbab untuk melindungi hambaNya. Tujuannya adalah menjaga kehormatan dan keselamatan diri para wanita saat beraktivitas.

Jilbab tidak bertujuan membatasi gerak, aktualisasi, kemajuan dan perkembangan seorang perempuan. Jilbab juga bukan simbol keterbelakangan, kelemahan, atau kekalahan kaum wanita terhadap suatu kelompok di zaman tertentu.

Sumber: 
 




Images

3 KIAT MENJADI WANITA SHOLEHAH

3 Kiat Menjadi Wanita Sholehah 



Hai teman-teman! Selamat datang di blog kami! Dalam perjalanan menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, menjadi wanita Sholehah adalah langkah mulia yang dapat kita ambil. Menjadi wanita Sholehah bukan hanya tentang mematuhi norma-norma agama, tetapi juga menggali potensi terbaik dalam diri kita untuk mencapai kehidupan yang penuh makna. 
Yuk, simak bersama-sama tiga kiat menjadi wanita sholehah....

1. Shalat 5 waktu, shalat tepat waktu di awal waktu

Yang wajib bagi setiap muslim dan muslimah adalah mengerjakan sholat pada waktunya. Sedangkan mengerjakan shalat di awal waktu menunjukkan afdholiyah atau keutamaan. 

Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
Sesungguhnya shalat memiliki waktu yang telah ditetapkan bagi orang beriman.” (QS. An Nisaa’: 103) 

Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya berkata, dari Al Auza’i, dari Musa bin Sulaiman, dari Al Qosim bin Mukhoymiroh mengenai firman Allah Ta’ala,

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ

“Dan datanglah orang-orang setelah mereka yang menyia-nyiakan shalat.” (QS. Maryam: 59)

 Al Qosim berkata bahwa yang dimaksud ayat ini, “Mereka yang menyia-nyiakan waktu shalat. Sedangkan jika sampai meninggalkan shalat, maka kafir.”

Abu Ya’la dan Al Baihaqi masing-masing dalam musnadnya (berkata), dari ‘Ashim, dari Mush’ab bin Sa’ad, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada ayahku bagaimana pendapat beliau mengenai ayat ‘alladzinaa hum ‘an sholatihim saahuun’, siapa di antara kita yang tidak lalai dalam shalatnya? Siapa yang dalam hatinya tidak berpikir perkara di luar shalat?” Ayahnya, Sa’ad menjawab, “Bukan seperti itu maksud ayat tersebut. Maksud ayat itu adalah lalai dengan menyia-nyiakan waktu shalat.”

Para ulama sepakat bahwa yang paling afdhol adalah mengerjakan shalat di awal waktunya. Namun dikecualikan dua shalat:

1- Shalat Isya’ -menurut jumhur atau mayoritas ulama- disyariatkan diakhirkan. Ini ditujukan bagi orang yang shalat sendirian atau mereka yang berjamaah namun atas kesepakatan mereka, yaitu diakhirkan hingga akhir 1/3 malam pertama atau sebelum pertengahan malam.

2- Shalat Zhuhur ketika cuaca begitu panas, disunnahkan untuk diakhirkan hingga cuaca tidak terlalu panas, yang penting sebelum masuk waktu Ashar.

Dan ada hadits pula yang menyatakan bahwa shalat di awal waktu itulah yang paling afdhol,

عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ قَالَتْ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ فِى أَوَّلِ وَقْتِهَا »

Dari Ummu Farwah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud no. 426. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Shalat di awal waktu bukanlah sekedar rutinitas, melainkan manifestasi dari rasa cinta dan ketaatan kepada Allah, dan juga sebagai bentuk pengakuan kita atas kebesarannya dan sebagai wujud ketaatan kita sebagai hamba. Maka dengan menjalankan shalat lima waktu di awal waktu, kita bukan hanya menunaikan kewajiban, tetapi juga merajut hubungan yang erat dengan Allah. Mari kita jadikan shalat sebagai sumber kekuatan dan petunjuk dalam melangkah menuju kebaikan dan kesempurnaan diri.

Terimakasih kepada teman-teman yang udah baca tulisan ini, tapi postingan nya gak cuma ini teman-teman. Masih ada 2 kiat yang belum kita bahas. Ayo, kita lanjutin bacanya di postingan selanjutnya!